Minggu, 28 Oktober 2012

Logam dan Peradaban


logamLebih dari tiga perempat unsur-unsur adalah logam. Dalam susunan berkala, logam terutama ditemukan pada kolom pertama dan kedua (Golongan 1 dan 2), pada bagian tengah (unsur-unsur transisi), serta beberapa unsur pada Golongan 3 dan Golongan 4. Logam-logam dari Golongan 1 dan 2 bukan merupakan logam yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari karena logam-logam ini terlalu reaktif dan terlalu lunak untuk digunakan sebagai bahan. Aluminium, dari Golongan 3 serta timah dan timbal dari Golongan 4 adalah logam-logam yang dapat kita lihat digunakan sebagai obyek di sekitar kita, misalnya sebagai kerangka jendela aluminium, kaleng berlapis-timah dan baterei asam-timbal.
Sebagian besar logam dalam Susunan Berkala terletak dalam blok-d dari logam transisi. Logam-logam ini keras dan kuat dan beberapa diantaranya sudah sangat kita kenal. Logam transisi seperti tembaga dan paduannya, perunggu, memainkan peranan penting dalam kemajuan peradaban yang disebut Zaman Perunggu. Logam transisi besi dan paduannya, baja, telah mengubah kehidupan yang disebut Zaman Besi.
Perkembangan logam transisi dapat digambarkan dengan melihat apa yang terjadi di  Zaman Batu,  Zaman Perunggu dan Zaman Besi. Di Zaman Batu, kira-kira 5000 tahun SM, semua peralatan dan senjata yang dimiliki manusia terbuat dari batu.Kemudian secara tak sengaja mereka menemukan logam-logam murni – yaitu emas, perak dan tembaga di antara bebatuan. Mereka menggunakan logam-logam tersebut untuk ornamen. Lambat laun, mereka mendapati bahwa di samping dapat digunakan untuk ornamen, tembaga ternyata juga berguna untuk membuat alat-alat tertentu, karena sifatnya yang lebih keras dari pada emas dan perak tetapi masih cukup lunak untuk dipukuli dengan palu dan dibentuk menjadi ujung anak panah, tombak dan pisau. Kemudian ternyata pula bahwa di samping ditemukan sebagai logam murni, tembaga juga ditemukan sebagai senyawa. Orang-orang kuno menemukan cara untuk memperoleh tembaga dengan memanasi bebatuan yang berisi tembaga dengan arang.

gambar_21
Tidak semua tembaga memiliki sifat yang sama. Sejumlah tembaga tertentu ternyata lebih keras dari yang lain dan memiliki kualitas yang lebih baik sebagai bahan untuk membuat peralatan dan senjata. Ini terjadi karena seringkali dalam bijih yang mengandung senyawa tembaga terdapat pula senyawa timah. Proses peleburan (smelting) dapat menghasilkan paduan antara tembaga dan timah yang disebut  paduan perunggu. Perunggu bersifat lebih keras dari pada tembaga dan dapat diasah menjadi sebuah sisi yang lebih tajam. Karena sifat-sifat ini, peralatan yang terbuat dari perunggu memiliki kualitas yang lebih baik dari pada yang terbuat dari tembaga. Sejak saat itu senjata yang terbuat dari perunggu menjadi alat perang yang sangat penting bagi manusia dan orang pun mulai hidup di  zaman Perunggu. Pada sekitar 3500 tahun SM beberapa bagian dunia telah mengenal peradaban dan pemicunya adalah proses peleburan (smelting) bijih tembaga.
gambar_21_4
Zaman Perunggu diikuti oleh Zaman Besi. Besi memungkinkan untuk pembuatan sisi yang lebih tajam dari pada perunggu, sehingga merupakan bahan yang lebih baik untuk membuat peralatan dan senjata. Untuk waktu yang lama, orang belajar bagaimana meningkatkan kualitas besi dengan cara quenching (pendinginan secara cepat) yang menghasilkan logam yang keras dan rapuh, annealing (pendinginan secara lambat) yang menghasilkan logam yang lebih lunak dan mampu tempa serta penempaan/tampering   (quenching diikuti oleh annealing). Besi tempa memiliki karakteristik paling baik, yaitu keras tetapi dapat dibentuk tanpa mengalami pecah. Di masa awal ditemukannya proses peleburan, kualitas besi sangat beragam. Pedang yang terbuat dari besi kadang-kadang tidak dapat  diandalkan ketajaman dan kekerasannya dan para tukang pelebur besi tidak tahu penyebabnya. Pada saat itu tidak ada penjelasan mengapa besi tertentu lebih kuat dari yang lain. Ketika secara kebetulan diperoleh sebatang besi yang bagus dan dibuat menjadi sebilah pedang yang hebat biasanya orang percaya bahwa itu terjadi karena kekuatan magis (ingat cerita tentang keris dan senjata sakti). Sebilah pedang yang baik harus cukup keras namun cukup lentur, dua sifat yang sulit diperoleh sekaligus. Ini dapat dilakukan dengan cara memanasi besi dan mendinginkannya secara cepat agar dapat dibentuk lapisan besi murni yang lentur dan lapisan paduan besi-karbon yang keras.
Sementara para ahli metalurgi primitif menggunakan cara coba-coba (trial and error), para ahli metalurgi modern menggunakan mikroskop elektron untuk melakukan hal ini.
gambar_21_5
Besi memegang peranan yang sangat penting dalam Revolusi Industri yang terjadi di Inggris antara tahun 1780 dan 1860. Tanpa besi, tidak mungkin dapat dibuat mesin-mesin yang merupakan alat produksi masal untuk menghasilkan benda-benda yang semula dibuat dengan tangan. Besi juga merupakan bagian penting dalam revolusi transportasi di jaman itu dengan memungkinkan dibangunnya jaringan kereta api dan dibuatnya lokomotif serta gerbong-gerbong kereta api. Dewasa ini, besi dan paduan-paduannya tetap merupakan tulang-punggung teknologi kita. Hampir tak ada satupun produk teknologi kita yang tidak menggunakan unsur besi baik di dalam proses pembuatannya maupun sebagai bagian dari bahan produk itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar